Hujan dan Kacang Hijau

Sekarang bulan Desember dan menurut saya sekarang adalah puncak musim hujan, dan saya ada di kota bercurah hujan tinggi di Indonesia, Bogor, ya Kota Hujan, dimana intensitas hujannya lebih tinggi daripada sewaktu saya masih di Balikpapan, hujan yang membuat saya tidak kepanasan, dan juga membuat buku-buku saya keriting terkena hujan.

Dengan sering bertamunya hujan, maka saya harus berlari ke atas untuk menutup pintu balkon dan jendela kamar, sayangnya saya lupa kalau di balkon masih tertinggal percobaan kacang hijau dari Pak Anwar. Setelah selesai hujan saya baru ingat dan kacang hijaunya kebanjiran dan tenggelam. Di hari-hari terakhir, sang kacang hijau tumbuh dengan pesatnya, akar bertambah panjang dan kecambah tumbuh. Hari berikutnya saya optimis dia akan tumbuh dengan baik walaupun habis kebanjiran, ternyata malah jadi layu dan hitam, tidak dapat dipertahankan.
Maaf ya kecambah kacang hijau, saya lupa mengajarkanmu berenang sebelum musim hujan tiba, maaf.

Sekarang kacang hijau saya tinggal satu piring dan tumbuhnya sudah sangat jangkung, saya pelihara sebaik-baiknya karena takut kejadian "banjir" terulang kembali. Saya tahu cepat atau lambat, kacang hijau itu akan layu, berhenti tumbuh, dan busuk, tapi saya ingin menguji seberapa lama. Dulu waktu SD cuma bertahan 2 minggu.

Berjuanglah kacang hijau - kacang hijauku, kalian harus bertahan di atas piring kuning dan memecahkan rekor SD.

NB : Thank for visitting F-Blog, this article is in Bahasa Indonesia, you can translate the article with Google Dictionary but it maybe something wrong, because i used daily words
|
0 Responses